Harun Yahya dan Teori Evolusi Darwin

Tema: Tulislah mengenai seorang TOKOH terkenal yang kamu kagumi.

***

Muhammad S.A.W.

Adalah nama pertama yang muncul dalam pikiran saya saat pertama kali membaca tema mengenai "tokoh yang kamu kagumi". Beliau adalah satu-satunya manusia yang berhasil meraih kesuksesan baik dalam hal agama maupun duniawi.  Persis seperti apa yang di ungkapkan Michael H. Hart dalam bukunya The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History, beliau adalah satu-satunya pemimpin yang tidak hanya mampu menjadi teladan dalam agama namun juga teladan dalam hal kepemimpinan negara, militer, keluarga, ekonomi dan kebudayaan. Tidak ada yang lebih patut di teladani selain beliau, sang kekasih Allah.

Tapi, jika saya harus memilih salah satu tokoh yang saya kagumi selain Nabi Muhammad S.A.W., maka saya menjatuhkan pilihan (tsaahh) pada Harun Yahya.


Harun Yahya (Adnan Oktar).

Pertama kali saya mengenal Om, Bapak, Mas ... oke Harun Yahya saja (dengan tidak mengurangi rasa hormat yaa) adalah saat saya duduk di bangku sekolah dasar, saat itu kakak laki-laki saya membawa sekotak VCD alias Video Compact Disc yang sempat saya salah pahami sebagai film tentang Dinosaurus.

"A, ieu film naon?" (A, ini film apa?)
"Sanes film. Tonton weh" (Bukan film. Tonton sendiri saja)

Mendapat jawaban seperti itu, akhirnya saya putuskan untuk menonton VCD itu sendiri, dan isi VCD-nya banyak, ada sekitar 5 apa 7 keping CD gitu ya, saya lupa tepatnya. Singkat cerita, saya memilih satu keping untuk di tonton sebagai pengenalan, dan yang pertama saya pilih adalah CD yang membahas penciptaan hingga kelahiran seorang manusia. Sebagai bocah yang insyallah sangat polos juga menggemaskan, saya terkagum dengan apa yang saya lihat, saya sampai khusuk sekali menontonnya. 

Waahh, kok bisa begitu ya?

Tidak hanya sampai disitu saja, kepingan CD lainnya saya lahap juga, ada yang menceritakan tentang hewan dan keajaibannya, seperti kuatnya jaring yang di buat oleh laba-laba, ada juga yang menceritakan tentang rahasia bawah laut, terus yang sempat mebuat saya manggut-manggut sok ngerti adalah penjelasan tentang teori evolusi darwin yang semuanya terbantahkan dengan ayat-ayat Al-Qur'an sebagai pembandingnya. Double, triple, million WOAAAHH.

Untuk ukuran anak sekolah dasar yang beberapa bulan lagi naik tingkat menjadi anak sekolah menengah pertama, pengetahuan yang di dapat saya saat itu adalah luar biasa mengagumkan. Apalagi penyampaiannya di kemas sangat inovatif. Lengkap dengan penyajian yang menarik, backsound/themesong yang terdengar keren sehingga menambah efek WOAH bagi saya, dan juga narasi yang sangat jelas dalam bahasa Indonesia yang sudah sesuai EYD.

Siapa sih pembuatnyaaaaa?

Si bocah sok tahu itu akhirnya membaca nama Harun Yahya tertera disana dan kemudian ber-O ria, manggut-manggut, padahal tidak kenal. Sayangnya saat itu akses untuk dapat melakukan browsing cepat dan bebas seperti saat ini masih belum saya kenal. Maka, untuk tahu siapa Harun Yahya, saya sampai menguntit kakak saya kemana-mana untuk mendapat sebuah jawaban pasti -termasuk saat dia mau dan habis mandi-, sampai kakak saya kesal tapi tak mampu memarahi bocah polos dan menggemaskan itu.

Kemudian (sesuai yang saya ingat dari sisa-sisa simpanan di memori otak saya) Kakak saya mengatakan jika Harun Yahya itu penulis genius yang sedang naik daun saat itu, WOAH naik daun, kayak ulat donk yang suka naik pucuk pucuk? Hush ah, lanjut. Jadi Harun Yahya ini merupakan penulis yang berasal dari Turki, padahal sebelumnya saya pikir beliau orang Indonesia lho, yaa nge-Judge dari nama sih Harun sama Yahya, gitu.

Sudah? itu saja?
Iya itu saja yang Kakak saya bilang ke saya, cukup, terima kasih. Akhirnya saya hidup mengagumi Harun Yahya dengan informasi seminim itu, sungguh ter-la-lu, mi-nim. Ya sudahlah tak apa, toh saya sangat mengagumi karya-karyanya itu dan di tahun yang sama pula (dengan pertama kalinya saya kenal Harun Yahya) ternyata orang-orang mulai banyak membicarakan tentang karya-karya beliau, terutama tentang penentangan teori evolusi darwin-nya itu. Pun yang membuat saya bangga karena saya bukan keturunan kera, tapi keturunan sah dan shahih(?) dari Nabi Adam 'Alaihisalam. Alhamdulillah.

Beda dulu beda sekarang tentunya, dulu saya hanya sok kenal dengan Harun Yahya, tapi sekarang? saya berterimakasih pada Mbah Google karena berkat Mbah, saya jadi bisa lebih mengenal Harun Yahya berikut sejarah, berita, kontrovesi dan hal lainnya tentang beliau yang mana tidak mengurangi sedikitpun kekaguman saya terhadap ilmu pengetahuan dan kecerdasan yang beliau miliki. Urusan lainnya biarlah Allah yang menilai, wallaohu'alam.

Bandung, Juni 2016.
#30HariMenulis Hari ke-22


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Genteng dan Rujak Kanistren

Usai Disini

A Boy Called Billy