Genteng dan Rujak Kanistren
Hari ke-21
Menulislah tentang adat SUKU-mu yang menurutmu menarik.
Menulislah tentang adat SUKU-mu yang menurutmu menarik.
***
Upacara Tingkeban.
Atau lebih dikenal dengan upacara tujuh bulanan bagi perempuan yang sedang hamil 7 bulan. Salah satu adat suku sunda yang sudah jarang sekali saya lihat, sepertinya terakhir saya lihat upacara adat ini waktu saya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, entah sekarang masih dilakukan apa tidak. Mungkin masih, hanya tidak banyak.
Bagi saya, upacara adat ini menarik karena memiliki bagian khas (yang sangat saya sukai waktu saya masih kecil) yaitu rujak kanistren, rujak yang dibuat dari 7 macam buah-buahan. Rujak ini harus dibeli menggunakan genteng yang dibentuk bulat seperti koin, saya sempat lupa namanya apa, tapi setelah saya tanya sama om google tadi, yang konon serba tahu itu, akhirnya saya tahu kalau namanya talawengkar, yeay!. Talawengkar merupakan alat transaksi wajib (sebagai pengganti uang) jika kita menginginkan rujak kanistren tersebut.
Saya dan sepupu-sepupu saya sangat bersemangat membuat koin dari genteng ini, biasanya kami jadikan ajang perlombaan membuat koin dengan bentuk bulat terbaik. Setelah yakin bulatannya sudah bagus, kami akan berlarian menuju tempat rujak kanistren di "perjual-belikan" oleh si Ibu hamil yang sebelumnya telah melewati rangkaian acara adat seperti dimandikan oleh 7 anggota keluarga dengan air kembang 7 rupa dan antek-antek lainnya seperti kelapa gading yang diukir kulitnya dengan tokoh wayang serta belut, hiiyy licin kakaaak.
Seingat saya, talawengkar yang kami buat untuk membeli rujak kanistren nantinya dimasukan ke dalam kendi berisi air dan belut itu, dan terakhir si peralatan tempur untuk upacara adat 7 bulanan ini nantinya harus dibuang di jalan simpang tiga atau simpang empat oleh si suami, setelah semua dilakukan (dan tentu saja setelah rujaknya habis "dijual"), upacara tingkeban pun selesai dilaksanakan, yeah!
Dan kemudian, saya jadi kepingin makan rujak, duh.
#30HariMenulis Hari ke-21
#30HariMenulis Hari ke-21
Komentar
Posting Komentar