Saya, 2PM, dan Tiket Konser

Selamat pagi!!
Mari bercerita ...


Dulu, pas jaman-jamannya hidup ala anak kost-nya Padhyangan Project (yang kayaknya iriittt dan masalah hidup terberat hanya seputar tugas kuliah atau temen sekelompok yang enggak mau ikut ngerjain tugas kelompok, dan ah! satu lagi, kejar setoran smesteran ha ha ha) rasanya menonton konser live idola kesayangan adalah hal yang mustahil bin enggak mungkin binti cuma mimpi-mimpi hampa di udara.

Mau nonton konser yang tiket paling murahnya hampir seharga uang smesteran? Hello, Ci, yakin masih mau nonton? Ha ha ha ha, ya enggak lah. Otak saya masih cukup waras untuk tidak memaksakan hal semacam itu. Tahan nafsu. Lagipula (saat itu) rasanya sayang sekali jika harus menghabiskan uang sebanyak itu untuk bertemu si Idola beberapa jam saja dan kemudian di "campakkan" begitu saja. Just like what my bestie, Diah, said,

"Rasanya sayang aja, ngeluarin jutaan dalam sehari hanya untuk bersalaman sama mereka kemudian kamu mereka campakkan."

Ha!

Then. Suatu hari, saya pernah iseng ikut kuis-kuis berhadiah tiket gratis nonton konser sebuah Boyband Korea yang kebetulan saya sangat suka dengan mereka saat itu, 2PM, nama boyband-nya. Terdiri dari enam orang laki-laki kece versi saya (Asalnya tujuh orang sih, tapi yang satu tersandung skandal, jadi keluar deh. Info saja sih, ya siapa tahu mau tahu, kan?) yang otomatis berdempul kalau sudah manggung, di maklum ya, itu kan tuntutan kamera dan sponsor. Hu hu, enggak terima banget sih ci idolnya di kata-katain! Bodo lah.


Lagu-lagu mereka yang bisa make my day banget sampai ke imej bad boy mereka yang dulu sempat bikin saya khilaf, tidak sadar punya mata sipit tapi malah sok maksain nontonin video mereka sampai matanya nongol keluar bentuk hati, lidah menjulur dan iler luber kemana-mana (Ini fans kerasukan apa kena penyakit anjing gila sih?) membuat saya akhirnya memutuskan untuk jadi salah satu fans mereka.

Nah, jadi ceritanya, ada satu radio lokal yang bagi-bagi tiket nonton gratis konser si 2PM ini. Satu orang peserta kuis cuma dapat satu tiket konser nih, dan yang di bagikan saat itu hanya dua lembar tiket saja, dua lembar saudara-saudara, dengan peminat yang juga tidak kalah banyak, adalah satu keberuntungan jika saya memenangkannya, bukan?

And guess what? Yup! Saya memenangkannya saudara-saudara. Aaaaaakkkk. Itu adalah momen terbahagia dalam hidup saya, saya sampai loncat-loncat, jingkrak-jingkrak kegirangan (cuma kurang kayang sama salto saja sih). Kebayang kan gimana bahagianya saya saat itu? Maka, nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan? how lucky i am. 

Hari itu saya beranikan diri pergi sendiri untuk pertama kalinya ke ibu kota, yaa, enggak sendiri banget sih, tapi bareng rombongan 2PM Hottest Bandung (Nama fansclub 2PM). and i'm sooooooo happy that i could see their live perfomances, one of the best moment i've ever had (jelaslah, waktu itu kan lagi gila-gilanya sama si 2PM ini). Saya sampai speechless diantara manusia-manusia yang lebih kayak kesurupan di banding kesenengan (terlalu bahagia) di kelas festival, mirip rombongan zombie yang tidak pernah berhenti kelaparan dan tidak pernah hilang selera saat melihat ada manusia hidup di dekat mereka, sikaattt. Syukurlah saya masih bisa selamat keluar dari kelas festival setelah konser selesai.


Hal yang tidak pernah saya lupakan dari konser malam itu adalah kenyataan mereka ada di depan saya secara live membuat saya sangat bahagia sekaligus membuat kondisi mental saya menurun karena melihat kulit mulus nan licin yang mereka punya, astaga, itu kulit apa porselen mas? jadi kepingin perosotan disitu. Dan juga sekaligus sebagai pengalaman bagi saya untuk bisa "aman" menonton konser, terutama di kelas festival, iya saya tidak bisa konsentrasi dan fokus sama perfomance si 2PM ini gara-gara terlalu banyak "zombie kelaparan" disana, ha ha ha, ampuni saya.

Tapi alhamdulillah sih, setelahnya saya dapat tiket gratis nonton konser k-pop lagi, HUA HA HA HA yeay! kali ini konser SM Town yang terdiri dari Super Junior, SNSD, EXO, TVXQ dan se-manajemen-nya, saya tidak begitu addict sama mereka sih, tapi ya namanya dapat rejeki lagi kan, syukuri donk Non, jangan ngelunjak, hi hi.

Well, apa yang saya ceritakan tadi, hanya satu diantara ribuan bahkan jutaan kebahagiaan lainnya yang Tuhan kasih ke saya. Jangankan hal sebesar itu, bahkan Tuhan dapat menjadikan hal-hal sederhana menjadi luar biasa bernama BAHAGIA.

Jadi, hari ini juga, jangan lupa bahagia ya ...





#30HariMenulis Hari ke-14

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Genteng dan Rujak Kanistren

Hari ke-21 Menulislah tentang adat SUKU-mu yang menurutmu menarik. *** Upacara Tingkeban. Atau lebih dikenal dengan upacara tujuh bulanan bagi perempuan yang sedang hamil 7 bulan. Salah satu adat suku sunda yang sudah jarang sekali saya lihat, sepertinya terakhir saya lihat upacara adat ini waktu saya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, entah sekarang masih dilakukan apa tidak. Mungkin masih, hanya tidak banyak. Bagi saya, upacara adat ini menarik karena memiliki bagian khas (yang sangat saya sukai waktu saya masih kecil) yaitu rujak kanistren, rujak yang dibuat dari 7 macam buah-buahan. Rujak ini harus dibeli menggunakan genteng yang dibentuk bulat seperti koin, saya sempat lupa namanya apa, tapi setelah saya tanya sama om google tadi, yang konon serba tahu itu, akhirnya saya tahu kalau namanya talawengkar, yeay!. Talawengkar merupakan alat transaksi wajib (sebagai pengganti uang) jika kita menginginkan rujak kanistren tersebut. Saya dan sepupu-sepupu s...
Baca selengkapnya

Usai Disini

Tatangan: Membuat cerita dari lagu Raisa - Usai Disini Pedihnya Tanya yang tak terjawab Mampu menjatuhkanku yang dikira tegar “Hei Yar, Nunggu lama ya?” Sandra menarik kursi di depanku, duduk. Aku hanya menggeleng dan tersenyum, mengaduk milk shake cokelat yang sudah ku pesan terlebih dahulu. “Mas.” Sandra mengangkat tangannya hendak memesan. Seorang waiter dengan perawakan jangkung dan berwajah sangat manis menghampiri kami, mengambil sebuah note dari sakunya dan bersiap menuliskan pesanan Sandra. “Frape moccacinonya satu ya, em… sausage and friesnya deh boleh sekalian” dengan cekatan Waiter itu menuliskan menu yang di sebutkan Sandra. “Kamu gak pesan makan Yar?” “Engga deh masih kenyang” “Ya, sudah. Itu aja mas, makasih ya” “Saya ulangi pesananannya ya Kak, Frape moccaccino satu, sausage and friesnya satu” “Yaas.” Sandra mengatakannya dengan nada menggoda sembari mengeluarkan senyuman mautnya, dasar genit. “Baik, ditunggu sebentar ya Kak” Si Waiter terli...
Baca selengkapnya

A Boy Called Billy

Gambar
deviantart-so-sad-by-mazaises “Bau amis!” “Anak ikan!”   “Bajak laut!” “Dasar cacat!”   Ejekan itu ibarat camilan sehari-hari bagi Billy, seorang bocah berusia dua belas tahun yang lahir dalam keluarga penjual ikan di sebuah desa dekat pesisir pantai. Dirinya memiliki kelainan fisik, kaki kirinya lebih kecil dari kaki kanannya karena penyakit polio yang ia derita saat berusia 4 tahun. Sedangkan mata sebelah kanannya tidak bisa melihat semenjak ia dilahirkan sehingga kelopak matanya tertutup seiring pertumbuhan usia Billy, membuat anak-anak seusianya kerap melemparkan ejekan-ejekan yang menyerang fisik Billy. Tidak hanya anak seusianya, terkadang orangtua mereka pun memandang rendah pada Billy, tak ayal mereka melarang anak-anak mereka untuk bergaul dengan Billy, bahkan oleh orangtuanya sendiri dia sering dimarahi dan dibentak dengan kasar. “Pegang pisaunya dengan benar, dasar anak tidak berguna!” Bentak sang ayah, dengan tangan kecilnya y...
Baca selengkapnya