Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Thank you and see you

Tema: Tulislah pengalaman selama mengikuti event #30HariMenulis. *** Dear semua peserta 30 Hari Menulis di Bulan Juni. Senang sekali bisa mengenal kalian dari event keren ini, well , bagi saya event ini penuh tantangan, karena menulis dengan tema setiap harinya bukanlah hal yang mudah, tapi bukan sesuatu yang mustahil juga untuk dilakukan, bukan? Lewat event ini saya menantang diri saya pribadi agar mau konsisten menulis, itu saja, sebagai penyemangat awal, dan "woaahhh" saya menemukan banyak sekali tulisan yang menarik dengan gaya bercerita yang berbeda-beda, ini pengalaman baru bagi saya yang biasanya hanya membaca karya-karya tertentu saja. Hal yang paling berkesan tentu saja saat tulisan saya masuk sebagai tulisan favorit dan direkomendasikan penyelenggara event untuk dibaca, rasanya WARBIYAZAK! alias luar biasa. Saya hanya seorang penulis yang sukanya ngumpet , tidak punya kepercayaan diri dengan tulisan sendiri. Ha ha ha. Tapi berkat event in...

The first time

Tema: Jika kamu lajang, menulislah seolah-olah kamu sudah menikah, dan sebaliknya. *** “Ahhh… emh…” saya meringis menahan tekanan yang muncul di bagian tubuh saya. “…” “Ayah… ugh…” saya mencengkram pundak suami saya kuat “…” “A… ahhh! Ayaahh cepetaann!!!” aku mulai tak karuan, peluh sudah membanjiri sekujur tubuh saya yang tengah menahan rasa sakit yang semakin lama semakin terasa. “Aaaahhhh!!!” saya makin kencang meremas suami saya, kali ini lengannya yang jadi sasaran. “…” “Why you do this to me?! Ough!! Aaahh!!” saya mencoba menekan rasa sakit dengan menggigiti bibir dan mencengkram lengan suami saya lebih kencang lagi. “Ayaaaahhhh!!” “Ya ampun.. iya sayaaaang, sabar sebentar. Sebentar lagi sampai.” Akhirnya suami saya berbicara. Ini kelahiran pertama dari putri kami, ya, menurut USG, bayi dalam kandungan saya itu perempuan. Hari itu suami saya sampai cuti dari tempat kerjanya karena saya tidak ingin menjalani proses melahirkan tanpa didampingi suami saya. ...

cinta dan fobia

Gambar
Tema: Menulis tentang sesuatu atau seseorang yang membuatmu takut. “Allah...” air mataku luluh saat menyebut nama Tuhanku. Nafasku memburu dan sebagian tercekat ditenggorokan. Dadaku sakit seperti orang kehabisan nafas, namun bagian lain didalam sana terasa lebih perih dan sakit. “Allah...” lagi, kuucapkan nama Tuhanku sambil menutup mataku, dan sesekali menahan luapan emosi dengan menggigit i bibirku, tanganku mencengkram kuat kemeja putih yang kupakai dan sedikit basah oleh air mataku yang deras menetes. Jika sa j a aku tipe orang yang mudah memperlihatkan emosi, mungkin tidak akan seperti ini jadinya, menyimpan kesal, marah, kecewa, dan mungkin patah hati dalam periode waktu yang berbeda namun di tempat yang sama, hati. Ingin hilang saja, ingin pergi dan tak pernah mengenal orang-orang, ingin diam saja tanpa kata, ingin bernafas saja tanpa harus menjalani hidup, jadi, setengah mati? Setengah hidup? Entahlah, aku hanya ingin sunyi menyapa hati menghilangkan semua rasa ...

Usai Disini

Tatangan: Membuat cerita dari lagu Raisa - Usai Disini Pedihnya Tanya yang tak terjawab Mampu menjatuhkanku yang dikira tegar “Hei Yar, Nunggu lama ya?” Sandra menarik kursi di depanku, duduk. Aku hanya menggeleng dan tersenyum, mengaduk milk shake cokelat yang sudah ku pesan terlebih dahulu. “Mas.” Sandra mengangkat tangannya hendak memesan. Seorang waiter dengan perawakan jangkung dan berwajah sangat manis menghampiri kami, mengambil sebuah note dari sakunya dan bersiap menuliskan pesanan Sandra. “Frape moccacinonya satu ya, em… sausage and friesnya deh boleh sekalian” dengan cekatan Waiter itu menuliskan menu yang di sebutkan Sandra. “Kamu gak pesan makan Yar?” “Engga deh masih kenyang” “Ya, sudah. Itu aja mas, makasih ya” “Saya ulangi pesananannya ya Kak, Frape moccaccino satu, sausage and friesnya satu” “Yaas.” Sandra mengatakannya dengan nada menggoda sembari mengeluarkan senyuman mautnya, dasar genit. “Baik, ditunggu sebentar ya Kak” Si Waiter terli...

Untitled.

Hal yang paling dibenci? Mmm… Semua hal yang tidak pasti, saya benci. Ha ha ha ha. Tapi yang paling saya benci adalah "kelemahan" dalam bentuk mental. Dan saya lebih benci pada orang yang memanfaatkan kelemahannya untuk menjatuhkan orang lain, maupun membuat tunduk orang lain. Oh sungguh, itu sangat memuakkan. Mental korban. Ah, yang satu ini, the most annoying thing, ever. Ada yang suka baca webtoon? Well, ada webtoon yang recommended , bukan hanya karena gambarnya, tapi karena ceritanya pun sangat menarik, let's say "LOOKISM" atau "CHEESE IN THE TRAP". Dua webtoon ini sangat sangat sangat mewakili apa yang saya maksud dengan "lemah" dan "mental korban". Ya, saya mengerti jika tidak ada manusia yang mutlak baik atau mutlak jahat. Tapi menjadi lemah bukanlah pilihan, menjadi lemah bukanlah jalan keluar. Bahkan orang yang (maaf) mempunyai kekurangan secara fisik maupun mental mereka tidak lantas menjadi lemah dengan apa yang ...

Harun Yahya dan Teori Evolusi Darwin

Gambar
Tema: Tulislah mengenai seorang TOKOH terkenal yang kamu kagumi. *** Muhammad S.A.W. Adalah nama pertama yang muncul dalam pikiran saya saat pertama kali membaca tema mengenai "tokoh yang kamu kagumi". Beliau adalah satu-satunya manusia yang berhasil meraih kesuksesan baik dalam hal agama maupun duniawi.  Persis seperti apa yang di ungkapkan  Michael H. Hart dalam bukunya The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History , beliau adalah satu-satunya pemimpin yang tidak hanya mampu menjadi teladan dalam agama namun juga teladan dalam hal kepemimpinan negara, militer, keluarga, ekonomi dan kebudayaan. Tidak ada yang lebih patut di teladani selain beliau, sang kekasih Allah. Tapi, jika saya harus memilih salah satu tokoh yang saya kagumi selain Nabi Muhammad S.A.W., maka saya menjatuhkan pilihan (tsaahh) pada Harun Yahya. Harun Yahya (Adnan Oktar). Pertama kali saya mengenal Om, Bapak, Mas ... oke Harun Yahya saja (dengan tidak mengurangi...

Genteng dan Rujak Kanistren

Hari ke-21 Menulislah tentang adat SUKU-mu yang menurutmu menarik. *** Upacara Tingkeban. Atau lebih dikenal dengan upacara tujuh bulanan bagi perempuan yang sedang hamil 7 bulan. Salah satu adat suku sunda yang sudah jarang sekali saya lihat, sepertinya terakhir saya lihat upacara adat ini waktu saya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, entah sekarang masih dilakukan apa tidak. Mungkin masih, hanya tidak banyak. Bagi saya, upacara adat ini menarik karena memiliki bagian khas (yang sangat saya sukai waktu saya masih kecil) yaitu rujak kanistren, rujak yang dibuat dari 7 macam buah-buahan. Rujak ini harus dibeli menggunakan genteng yang dibentuk bulat seperti koin, saya sempat lupa namanya apa, tapi setelah saya tanya sama om google tadi, yang konon serba tahu itu, akhirnya saya tahu kalau namanya talawengkar, yeay!. Talawengkar merupakan alat transaksi wajib (sebagai pengganti uang) jika kita menginginkan rujak kanistren tersebut. Saya dan sepupu-sepupu s...

Jaman serba konvensional

Q/T: Jika kamu hidup di dunia tanpa GADGET, akan seperti apa? Tulislah mengenai itu. "Lu bisa hidup tanpa gadget, Bruh?" "Hari gini lu nanya gua begituan, ya kagak bisa lah Bruh" "Kenapa?" "Gadget is everything nowadays Bruh, you think?" "Tapi pan dulu elu bisa hidup tanpa gadget, kenapa sekarang kagak bisa?" "Mmm..." "Kenapa?" "Ya... iya sih, tapi kan itu dulu, Bruh" "Terus?" "Ya... harusnya bisa, sih" Iya, memang, harusnya bisa lah hidup tanpa gadget. Jika dibiasakan lagi, pasti bisa, minimal tidak mengidap penyakit "ketergantungan gadget". Flashback ke jaman tanpa gadget ya, ada banyak hal konvensional yang menjadi rutinitas saat itu. Rutinitas yang bikin kangen masa-masa sebelum gadget merajalela, seperti penggunaan telepon umum yang budaya antrinya sangat tertib, pun dengan Warung Telepon atau disingkat WarTel (bahkan setelah handphone mul...

Fiksi: Full Moon

-Part I- “Anna!” Aku mengerling, menahan langkahku untuk pergi. Satu detik kemudian si sumber suara sudah berada di belakangku. Aku berbalik kesal. Isabela, Bibiku yang cerewet. “Apa?” “Kau yakin dengan keputusanmu?” Isabela menatap penuh selidik ke arahku. Aku mendengus sebal. “Dia sudah delapan belas tahun, hampir Sembilan belas. Secara hukum dia sudah legal untuk ku jadikan suami Bels” aku melipat tangan di depan dadaku. “Si bodoh ini” Tak! Isabela menyentil keningku keras sekali, hampir saja aku terpental. “Curang. Jangan pakai kekuatanmu!” protesku. “Kita immortal, satu sentilan kecil tidak akan membuatmu mati, idiot.” Isabela memutar bola matanya. Aku terdiam. Aku tidak ingin berdebat dengan Isabela, lagipula ini satu-satunya debatan kami selama lebih dari sepuluh tahun terakhir ini. Pemilihan calon suami, Ha! Jika ini tentang masa depanku hingga beberapa ribu tahun ke depan nanti, tentu saja aku tidak ingin diatur. Ya, mungkin Isabela terlalu...