Hanya coretan (2)
Menangis lagi. Sebegitu mudahnya aku masuk ke dalam cerita "seseorang" bahkan yang tidak begitu kukenal baik. Apakah bisa dikatakan sebagai empati? Beberapa hari yang lalu, satu berita mampir di salah satu media sosial, isinya "seorang pria bun*h d*ri", saat pertama membaca beritanya? Ya, aku menangis. Pertanyaan pertama yang terbesit di benakku adalah apakah sangat berat? Sini ceritakan padaku saja ... Ah, seandainya saja kita saling mengenal. Kembali menghadapi realita. Aku menemukan diriku berdiri di ujung tebing. Pernah, dulu sekali, aku menganggap hidup begitu berat dan ingin segera mengakhirinya. Aku merasa, saat itu, aku bukan pengecut dan sangat mampu untuk menyakiti diri sendiri tanpa sedikitpun rasa takut. Kenyataannya, aku masih di sini, menjalani takdirku, hidupku, yang kini lebih banyak kusyukuri dan kunikmati.